"Why Children Fail" adalah karya klasik yang ditulis oleh John Holt (1923–1985) dan diterbitkan pada tahun 1964. Buku ini merupakan hasil observasi mendalam Holt di kelas, di mana dia berusaha mencari tahu mengapa siswa gagal menangkap apa yang diajarkan. Catatan-catatan dalam buku ini disusun berdasarkan insight yang dia peroleh selama mengamati kegiatan mengajar para guru, alih-alih berurutan secara kronologis.
Holt menemukan fakta yang mengkhawatirkan: fokus utama siswa di sekolah bukanlah untuk memperoleh ilmu, melainkan untuk bertahan hidup agar bisa lulus. Tujuan mereka terdistorsi menjadi hanya mendapatkan jawaban yang benar—fokus pada nilai—menyenangkan guru, dan menghindari hukuman. Untuk mencapai tujuan ini, siswa mengembangkan strategi yang sebenarnya menghambat pembelajaran sejati. Mereka cenderung menebak jawaban agar terlihat mampu, tidak berani mengambil risiko, memilih diam daripada mencoba dan salah, atau hanya mengikuti teman. Ini adalah cara mereka untuk lolos dari hari ke hari, bukan untuk benar-benar memahami materi.
Inti dari kegagalan ini, menurut Holt, adalah ketakutan. Ketakutan akan salah, malu, dan reaksi negatif dari guru membunuh rasa ingin tahu alami siswa. Karena ketakutan ini, siswa berhenti mengambil risiko belajar dan akhirnya hanya menunggu jawaban dari guru. Mereka didorong untuk menjadi penghafal, bukan pemikir. Padahal, kegagalan seharusnya merupakan proses belajar. Namun, sistem sekolah, melalui tekanan ulangan dan nilai, memberikan reaksi negatif yang membuat siswa merasa malu dan takut untuk mencoba lagi. Akibatnya, pemikiran siswa menjadi dangkal; yang penting, mereka lolos. Holt mengkritik ulangan yang hanya menyajikan contoh serupa dengan sebelumnya karena ini hanya menguji daya hafal, bukan pemikiran kritis.
Guru memiliki peran krusial dalam mengubah budaya ini. Mereka harus menunjukkan bahwa salah adalah bagian dari proses belajar, namun perbaikan harus terjadi pada sistem pembelajaran secara keseluruhan. Solusi Holt untuk menciptakan pembelajaran yang sejati dan efektif meliputi: Menciptakan lingkungan aman untuk salah, menghargai proses berpikir bukan hanya hasil, mengurangi tekanan dan kecemasan, serta mendorong siswa untuk bertanya dan bereksplorasi.
Pembelajaran yang nyata, kata Holt, harus bebas dari ambiguitas dan kebingungan. Dia menyarankan agar pendidikan harus berfokus pada belajar mandiri, di mana anak mempelajari apa yang benar-benar menarik minat mereka. Menurut Holt, perbaikan pendidikan yang paling efektif adalah melalui penelitian yang dilakukan oleh para guru di kelas mereka sendiri. Holt meninggalkan prinsip penting yang mendefinisikan pembelajaran efektif: Anak tidak perlu "diajari" agar mereka belajar, karena belajar paling baik terjadi secara alami tanpa paksaan. Selain itu, anak sangat tertarik dengan dunia orang dewasa, sehingga belajar paling baik ketika hal-hal yang dipelajari terkait dengan konteks hidup yang nyata dan berhubungan dengan tujuan yang segera dan serius dalam kehidupan anak.
Kesimpulannya, sekolah harus menjadi pusat aktivitas intelektual, seni, kreativitas, dan olahraga, di mana setiap anak dapat memperoleh apa yang dia inginkan, memuaskan rasa ingin tahunya, mengembangkan kemampuan dan talentanya, mengejar minatnya, dan merasakan keragaman serta kekayaan kehidupan yang begitu besar.
